Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan pihaknya segera merilis aplikasi pendidikan yang bisa diakses melalui ponsel pintar.
"Dalam waktu dekat, kami akan merilis aplikasi pendidikan tersebut.
Jadi begitu orang tua siswa membuka aplikasi, dia akan tahu mana sekolah
yang berada di sekitarnya beserta data-datanya," ujar Mendikbud saat
membuka Indonesia Data Driven Journalism di Jakarta, Sabtu (5/3).
Dengan aplikasi tersebut, lanjut Anies, ketika orang tua memilihkan
sekolah untuk anaknya maka tidak hanya berdasarkan kata orang tetapi
berdasarkan data.
Aplikasi itu juga memungkinkan siswa dan orang tua untuk dapat berinteraksi dengan sekolah.
"Kami targetkan bisa selesai pada tahun ajaran baru," terang dia. Dia menambahkan sejak 2001, sistem pendiidikan di Tanah Air
disentralisasikan. Hasilnya dinilai kurang memuaskan, meskipun tidak ada
satupun peraturan yang dilanggar.
Dengan demikian, Anies melihat bahwa hal terpenting dalam pendidikan adalah membangun ekosistem pendidikan.
"Tidak mungkin, kita akan maju kalau tidak ada interaksi antara orang
tua, siswa dan sekolah." Menurut dia, yang membuat mutu pendidikan
meningkat bukanlah peraturan tetapi interaksi. Mantan Rektor Paramadina
itu menjelaskan mutu buku di Tanah Air masih sangat kurang.
"Mari kita buku buku pelajaran, tidak ada satupun alamat ataupun
nomor telepon penulis. Jadi bagaimana mutu buku kita meningkat, kalau
antara penulis dan pembaca tidak bisa berinteraksi," terang dia.
Ke depan, buku-buku pelajaran yang diterbitkan harus ada nomor
telepon atau alamat surat elektronik dari penulis, sehingga terjadi
interaksi.
Dalam kesempatan itu, Anies juga menyinggung kecilnya alokasi
anggaran pendidikan di pemerintah daerah. Contohnya di Kabupaten
Cirebon, hanya menganggarkan Rp50.000 per siswa setiap tahunnya.
Sementara untuk Kota Cirebon menganggarkan Rp1000.000 per siswa setiap
tahun.
Sumber : Beritasatu.com
0 komentar:
Post a Comment